Senin, 29 April 2013

16.Kepimpinan Dalam Perusahaan

KEPEMIMPINAN DALAM PERUSAHAAN Manajemen Kepemimpinan dan Organisasi Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan sama dalam satu hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mencapai tujuan itu manusia harus melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Oleh karena manusia secara kodrat terbatas kemampuannya maka untuk mencapai tujuannya, manusia memerlukan bantuan dari manusia lainnya. Untuk itu manusia harus bekerja dalam mencapai tujuannya atau berorganisasi. Dalam organisasi diperlukan manajemen yaitu sushi untuk mengatur, mengkoordinasikan semua tugas yang dilakukan oleh orang-orang dan mengarahkannya kepada tujuan yang hendak dicapai. Supaya unsur-unsur manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang diinginkan, maka manajemen harus ada yang mengatur yaitu seorang pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui intruksi dan persuasi. KEPEMIMPINAN 1.Definisi kepemimpinan : Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan dalam mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan. 2.Tujuan Kepemimpinan Tujuan kepemimpinan dalam suatu organisasi adalah menciptakan organisasi (tata kerja bidang) yang dinamis, terkendali guna mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. 3. Fungsi Kepemimpinan Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan hal yang paling vital, oleh sebab itu seorang pimpinan harus mengetahui fungsi kepemimpinan. Adapun fungsi kepemimpinan yaitu: a. mengkoordinasikan para anggotanya. b. membuat keputusan dan membuat kebijakan. c. mengadakan hubungan kerja/komunikasi dengan baik dan benar ke dalam maupun ke luar. d. penghubung antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. e. sebagai konseptor, penggerak. pengarah, pengatur dan pengawas. f. pembinaan kerja. 4. Unsur-unsur kepemimpinan a. Adanya pemimpin Unsur pertama dari kepemimpinan adalah adanya pemimpin; yakni seseorang yang mendorong dan mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain. Sehingga tercipta hubungan kerja yang serasi dan menguntungkan untuk melakukan berbagai aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 1. Adanya pengikut Adanya pengikut; yakni seseorang atau sekelompok orang yang mendapat dorongan atau pengaruh sehingga bersedia dan dapat melakukan berbagai aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 1. Adanya sifat dan ataupun perilaku tertentu Adanya sifat ataupun perilaku tertentu yang dimiliki oleh pemimpin yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong dan ataupun mempengaruhi seseorang atau se kelompok orang. 1. Adanya situasi dan kondisi tertentu Adanya situasi dan kondisi tertentu yang memungkinkan terlaksananya kepemimpinan. Situasi dan kondisi yang dimaksud dibedakan atas dua macam: pertama ,situasi dan kondisi yang terdapat didalam organisasi; kedua,situasi dan kondisi yang terdapat di luar organisasi yakni lingkungan secara keseluruhan. 5. Syarat-syarat Kepemimpinan Konsepsi mengenai kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu: a. Kekuasaan Kekuasaan adalah kekuataan, otoritas, dan legalitas yang memberikan kewenangan kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakan bawahan agar berbuat sesuatu. b. Kewibawaan Kewibawaan adalah kelebihan, keunggulan/superioritas, keutamaan, sehingga ia mampu mengatur orang lain; dan orang lain akan patuh pada ke-pemimpin-annya, kemudian bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. c. Kemampuan Kemampuan adalah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan, keterampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihi atau lebih unggul dari kemampuan angota biasa. 6. Gaya Kepemimpinan. Kepemimpinan dipengaruhi oleh sifat dan prilaku yang dimiliki oleh pemimpin. Karena sifat dan prilaku seseorang tidak akan persis sama, maka gaya kepemimpinan yang diperlihatkan oleh seorang pemimpin dapat berbeda antara satu pemimpin yang satu dengan yang lainnya. Dari berbagai gaya kepimpinan, dapatlah disederhanakan atas empat macam: 1. Gaya Kepemimpinan Diktator Pada gaya kepemimpinan ini upaya mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta ancaman hukuman, bawahan hanya dianggap sebagai pelaksana dan pekerja saja. 1. Gaya Kepemimpinan Autokratis Gaya kepemimpinan ini segala keputusan berada di tangan pemimpin. Pendapat atau kritik dari segala keputusan berada ditangan pemimpin. 1. Gaya Kepemimpinan Demokratis Pada gaya ini ditemukan peran serta bawahan dalam pengambilan keputusanyang dilakukan secara musyawarah. Hubungan dengan bawahan dibangun dan dipelihara dengan baik. 1. Gaya Kepemimpinan Santai Pada gaya ini hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan kepada bawahan. Setiap angota organisasi dapat melakukan kegiatan masing-masing sesuai dengan kehendak. 7. Tipe Kepemimpinan 1. Tipe deserter Sifatnya: bermoral rendah, tidak memiliki rasaketerlibatan, tanpa pengabdian, tanpa loyalitas,dan ketaatan, sukar diramalkan. 1. Tipe birokrat Sifatnya:korektif, patuh pada peraturan dan norma-norma, manusia organisasi, tepat, akurat/ cermat, keras, berdisiplan. 1. Tipe missionary Sifatnya: terbuka penolong, lembut hati, ramah-tamah, alim, religius. 1. Tipe developer Sifatnya; kreatif, dinamis, inovatif, memberikan/melimpahkan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan pada bawahan. 1. Tipe otokrat Sifatnya: keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, sombong, bandel. 1. Benevolent autocrat Sifatnya: lancar, tertib, ahli dalam mengorganisir, besar rasa keterlibatan diri. 1. Tipe compromiser Sifatnya: plintat-plintut, selalu mengikuti angin, tanpa pendirian, tidak mempunyasi keputusan, berpandangan pendek, tak punya kepribadian kuat. 1. Tipe eksekutif Sifatnya: bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi yang baik, berpandangan jauh, tekun. MANAJEMEN 1. Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata “to manage” yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen. Jadi manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Berikut beberapa pengertian menurut pakar: a. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya mnusia dan s umberdayalainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.(Drs. H. Malayu SP Hasibuan) b. Manajemen adalah usaha mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.Dengan demikian manager mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian.( Harold Koontz & Cyril O’Donnel) 2. Tujuan Manajemen Tujuan manajemen adalah terciptanya pengelolaan semua program-program secara baik dan teratur berdasarkan urutan-urutan kebutuhan dan waktu pelaksanaan. 3. Fungsi Manajemen Untuk mengelola semua program-program kegiatan yang kemudian teraplikasi kedalam planning, organizing, actuating dan controling. a. Planing Menetapkan apa yang harus dilaksanakan oleh anggota-anggota untuk menyelesaikan pekerjaan, dalam fase pertama ini perlu juga ditetapkan oleh manajer bila dan bagaimana pekerjaan harus diselesaikan. b. Organizing Mendistribusikan atau mengalokasikan tugas-tugas kepada para anggota kelompok, mendelegasikan wewenang dan menetapkan hubungan kerja antar anggota kelompok. c. Actuating Setelah kegiatan planning dan organizing manajer perlu dapat menggerakan kelompok secara efesien dan efektif kearah pencapaian tujuan. Dalam menggerakan kelompok ini manajer menggunakan pelbagai sarana misalnya komunikasi, kepemimpinan, perundingan-perundingan, pemberian intruksi dan lain-lain. Kegiatan manajer yang menyebabkan organisasi bergerak atau berjalan lazim disebut penggerakan (actuating). d. Controling Pada organisasi bergerak atau berjalan manajer harus selalu mengadakan pengawasan atau pengendalian agar gerakan atau jalannya organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik mengenai arahnya atau caranya. Dengan rangkaian kegiatan di atas, seorang manajer diharapkan dapat membawa organisasi yang dipimpinnya kearah pencapain tujuan. 4. Unsur-unsur Manajemen a. Input Yang dimaksud dengan input/masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan manajemen. b. Proses Yang dimaksud dengam proses dalam manajemen adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.. c. Output Yang dimaksud dengan keluaran adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. d. Target Yang dimaksud dengan sasaran/target adalah kepada siapa keluaran yang dihasilkan ditujukan. e. dampak Yang dimaksud dengan dampak adalah akibat yang ditimbulkan oleh keluaran. 5. Asas-Asas Manajemen Asas merupakan suatu pernyatan fundamental atau kebenaran umum yang dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil penelitian dan pengalaman. Asas ini sifatnya permanen umum dan setiap ilmu pengetahuan memiliki asas yang mencerminkan intisari kebenaran-kebenaran dasar dalam ilmu tersebut 6. Sistem-Sistem Manajemen a. Manajemen Bapak ( paternalistic management) Diartikan bahwa setiap usaha dan aktivitas organisasi para pengikut / bawahan selalu mengikuti jejak bapak. Apa yang dikatakan atau diperintahkan bapak itulah yang benar. Dalam hal ini tidak ada alternative lain kecuali mengikuti bapak. b. Manajemen Tertutup (Closed Management) Manajer tidak memberitahukan/menginformasikan keadaan perusahaan pada para bawahannya walaupun dalam batas-batas tertentu saja. Keputusan-keputusan diambilnya tanpa melibatkan partisipasi para bawahannya dalam proses pengambilan keputusan tersebut. c. Manajemen Terbuka (Opened Managenet) Diterapkan dengan cara sebagai berikut : - Manajer (atasan) banyak menginformasikan keadaan (rahasia) organisasi kepada anggotanya,Sehingga anggota nya dalam batasa-batasan tertentu mengetahui keadaan organisasi. - Seorang manajer sebelum mengambil keputusan, terlebih dahulu memberi kesempatan kepada para anggotanya untuk mengemukakan saran-saran dan pendapat-pendapatnya. Tegasnya, manajer mengajak para anggotanya untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Keputusan terakhir berada ditangan manajer. d. Manajemen Demokrasi Pelaksanaan manjemen demokrasi hampir sama dengan manajemen terbuka, khususnya dalam proses pengambilan keputusan, dimana para anggota diajak dan ikut sertakan berpartisipasi memberikn saran-saran,pemikiran-pemikiran dan cara-cara pemecahan terhadap masalah-maslah yang dihadapi. Manajer/pemimpin selalu terbuka untuk dikritik, menerima saran dan pendapat dari para anggotanya, selalu bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi. ORGANISASI 1. Pengertian Organisasi Organisasi dapat diartikan sebagai “ Kerja sama orang-orang atau sekelompok orang dengan menggunakan dana, alat-alat dan teknologi, serta mau terikat dengan peraturan-peraturan dan lingkungan tertentu supaya dapat mengarah pada pencapaian tujuan yang diinginkan”. 1. Tujuan Organisasi Tujuan organisasi secara universal adalah tercapainya semua program-program kerja yang telah ditetapkan bersama. 1. Fungsi Organisasi Fungsi organisasi adalah sebagai wadah atau media untuk menyusun program kerja, menyusun taktik, sebagai perkaderan, sebagai sosial-kemasyarakatan, sebagai pembinaan, penggalangan masa. 1. Bentuk-Bentuk Organisasi a. Organisasi Lini Bentuk organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pemimpin sangat dominan, dimana semua kekuasaan di tangan pemimpin. b. Organisasi Staf Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksanaan. Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan, namun staf berperan sebagai pembantu pimpinan. c. Organisasi Lini dan Staf Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yaitu lini dan staf. Dalam organisasi ini staf bukan sekadar pelaksana tugas tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak sekedar memberi perintah atau nasihat, tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasihat tersebut. 1. Struktur Organisasi a. Struktur Sederhana Bentuk ini dipakai untuk organisasi-organisasi yang baru berdiri, organisasi-organisasi tersebut dikelola oleh ketua, sekretaris, dan bendahara. b. Membagi Struktur Fungsional Bentuk ini membagi tanggung jawab atas dasar bidang-bidang kebutuhan, stuktur fungsional memungkinkan organisasi mendapatkan keuntungan dari keahlian masing-masing bidang yang tercipta dari profesionalisme diantara ketua bidang c. Struktur Desentralisasi Pada saat organisasi berkembang, baik anggota ataupun lembaga-lembaga yang ada bertambah, maka organisasi dapat berkembang sesuai dengan lembaga yang dikelolanya, tetapi masih dalam satu wadah. d. Struktur Matrik Bentuk ini adalah bentuk yang paling rumit dan yang paling kompleks disbanding dengan bentuk lainnya. Kerumitan dari struktur matrik tersebut berasal dari ketergantungan secara vertical dan horizontal aliran dari wewenang dan komunikasi PENUTUP Seorang pemimpin merupakan elemen yang sangat vital dalam menentukan maju mundurnya sebuah organisasi, sebab sebesar apapun sebuah organisasi kalau tidak dipimpin oleh seorang pemimpin yang mempunyai otoritas, legalitas dan kredibilitas yang bagus akan mengalami perkembangan yang mandul (statis). Adapun hal lainnya yang sangat mendukung perkembangan sebuah organisasi adalah manajemen, yakni bagaimana seorang pemimpin dapat memahami dan mempengaruhi anggotanya untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan dan semua unsur-unsur dalam sebuah organisasi Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa kepemimpinan merupakan inti dari manajemen. Melalui manajemen semua kegiatan dikoordinir dan diarahkan menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan dalam organisasi. Oleh karena itu, manajemen ada pada setiap tingkat organisasi

15.Kepimpinan Dalam Masyarakat

Kepemimpinan dalam masyarakat May 27, 2012 · No Comments · Other Category Kepemimpinan adalah merupakan masalah senteral dalam kepengurusan suatu organisasi. Maju mundurnya suatu organisasi, mati hidupnya organisasi, tumbuh kembang organisasi, senang tidaknya bekerja dalam suatu organisasi serta tercapai tidaknya tujuan organisasi sebagian ditentukan oleh tepat tidaknya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa pemimpin hanya dapat menjalankan kepemimpinannya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh anggotanya,tetapi yang dikenal adalah pemimpin itu sendiri. Pada pembahasan materi kepemimpinan ini dibatasi oleh kepemimpinan khas Indonesia yang sesuai dengan Dasar Negara, Palsafah serta pandangan hidup bangsanya. B. Sikap Dasar Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan (Leadership) Kepemimpinan atau Leadership berasal dari kata dasar “pimpin” yang artinya bimbing atau tuntun, atau dalam kata kerja “memimpin” yaitu membimbing atau menuntun. Sedangkan kepemimpinan (menunjukkan kata sifat) adalah perilaku seseorang yang dibentuk oleh gabungan karakter positif seorang pemimpin. Ada sifatsifat yang melekat dan karenanya ia lebih bersifat Universal sebab didalamnya menyangkut parameter nilai (standar value). Determinasi kepemimpinan menurut Kartini Kartono meliputi 3 faktor, yaitu (1) faktor orang/pribadi (2) faktor posisi (3) factor situasi. Jadi pemimpin adalah orang yang memiliki kelebihan sehingga dia mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk menggerakkan, mengerahkan, dan membimbing bawahan. Dalam pengertian lebih luas Pemimpin adalah seseorang yang memimpin dengan jalan emprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisir dan mengontrol usaha orang lain atau melalui prestise kekuasaan. Menurut Paul Mersey dan Kenenth M. Blanchard, 1982 Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Dari berbagai pendapat pada dasarnya Kepemimpinan mempunyai dua hal yang dominan, yaitu mempengaruhi dan saling pengaruh. Mempengaruhi mengandung kesan searah sedangkan saling pengaruh mengandung makna timbal balik. Karena berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan bagaimana pemimpin mempengaruhi bawahan/anggota bias bermacammacam, antara lain dengan memberikan gambaran masa depan yang lebih baik, memberi perintah, memberi imbalan, melimpahkan wewenang, memberi penghargaan, memberi kedudukan, membujuk, mengajak, memberi kesempatan berperan, memberi motivasi, memberikan arah, mendorong kemajuan, menciptakan perubahan, memberikan ancaman, hukuman dll. C. Teori Kepemimpinan Faktor-faktor yang terdapat dalam kepemimpinan dengan pendekatan : 1. Pendekatan Bakat Teori ini memandang bahwa pemimpin dianugerahi bakat untuk yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan menurut Ordway Tead : “Seseorang Pemimpin harus memiliki sepuluh syarat yang berkenan dengan” : 1. Kekuatan fisik dan susunan syaraf 2. Penghayatan terhadap arah dan tujuan 3. Antusiasme 4. Integritas 5. Keahlian teknis 6. Kemampuan memutuskan 7. Keramah tamahan 8. Intelegensia 9. Keterampilan mengajar 10. Kepercayaan Hunt lebih mempersempit lagi bahwa yang berhasil menjadi pemimpin umumnya mereka yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : 1. Mempunyai intelegensia diatas rata-rata 2. Sehat 3. Berasal dari golongan menengah atau atas 4. Mempunyai keinginan yang kuat 5. Seringkali anak pertama atau anak laki-laki pertama Teori ini dalam kenyataannya tidak berhasil menemukan seperangkat bakat yang menjamin berhasilnya kepemimpinan dan dalam kenyataannya tidak semua bakat yang diharapkan. 2. Pendekatan Situasional Teori ini berkeyakinan, bahwa situasi tertentulah yang melahirkan pemimpin. Menurut Murphy : 1941, bahwa pemimpin dilahirkan oleh situasi darurat atau gawat. Dalam situasi demikian muncul seorang yang mempunyai kemampuan membaca situasi dan berhasil mengatasinya maka lahirlah seorang pemimpin. 3. Pendekatan Bakat dan Situasional Pendekatan bakat gagal menemukan perangkat bakat yang menjamin keberhasilan pemimpin. Sebaliknya pendekatan situasional terlalu meremehkan bakat walaupun hasil penelitian menunjukkan adanya bakat dan keberhasilan memimpin. Oleh karena itu para teoritisi berpendapat bahwa pemimpin adalah suatu proses yang melibatkan pemimpin, anak buah dan situasi. D. Azas Kepemimpinan Sikap dasar dan Prinsip bagi seorang pemimpin adalah : a. Konsisten dan Konsekwen dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila. b. Mengayomi, suka memberi perlindungan atau memberi teguh sehingga pengikutnya selalu merasa aman dan tentram dalam perlindungannya. Disamping sikap dasar diatas, para pemimpin organisasi di Indonesia perlu mengembangkan sifat-sifat tertentu, yaitu : a. Adil b. Arif bijaksana c. Penuh prakarsa/inisiatf d. Percaya diri e. Penuh daya pikat f. Ulet g. Mudah mengambil keputusan h. Jujur i. Berani mawas diri j. Komunikatif Karena latar belakang budaya, agama dan heterogenitas masyarakat in donesia yang khas, secara operasional kepemimpinan organisasi di Indonesia harus berpegang pada 11 azas kepemimpinan sebagai norma, yaitu : 1. Taqwa; percaya pada Tuhan Yang Maha Esa a. Ing Ngarso Sung Tulodo ; didepan memberi teladan b. Ing Madya Mangun Karso ; ditengah membangun kemampuan, tekad dan prakarsa. c. Tutwuri Handayani ; dibelakang memberi dorongan, penggerak, pengarah. d. Waspada Urwowiseso ; senantiasa waspada, sanggup mengawasi dan berani memberikan koreksi. e. Ambeg Paramarta ; harus mampu menentukan segala sesuatu dengan tepat dan menentukan prioritas. f. Prasojo ; senan tiasa bersahaja, sederhana dan tidak berlebihan. g. Setyo ; selalu setia, loyal terhadap organisasi. h. Geminastiti ; hemat dan cermat. i. Beloka ; jujur, terbuka dan berani bertanggung jawab. j. Legowe ; ikhlas, bersedia dan rela. E. Teknik kepemimpinan a. Teknik pematangan / penyiapan pengikut 1. Teknik penerangan (memberikan keterangan yang jelas faktual untuk meyakinkan kepada pengikut sesuai dengan kemauan pemimpin ). 2. Teknik propaganda berusaha memaksakan kehendak atau keinginan pemimpin yang kadang-kadang bagi pengikut tidak ada pilihan lain. b. Teknik Human Relations Teknik ini merupakan proses pemberian dorongan agar orang mau bergerak, yang dapat dijadikan motif, yaitu pemenuhan physis dan kebutuhan psikologis. c. Teknik menjadi tauladan Teknik pemberian contoh yang mewujudkan dalam dua aspek, yaitu aspek negatif dalam bentuk larangan dan aspek positif dalam bentuk anjuran atau keharusan. d. Teknik persuasi ( mengajak dengan lunak). e. Teknik pemberian perintah Teknik menyuruh orang yang diberi peritah dengan ketentuan power dan kekuasaan. f. Teknik penggunaan system komunikasi yang cocok. Teknik ini harus mempertimbangkan kondisi penerimaan informasi ( yang diajak komunikasi ). g. Teknik penyedian Fasilitas-fasilitas Kepada sekelompok orang yang sudah siap untuk mengikuti ajakan sipemimpin, maka orang-orang itu harus diberi fasilitas, atau kemudahan-kemudahan. F. Fungsi Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan organisasi sebagai salah satu fungsi management, kepemimpinan menjadi, mencakup beberapa tugas, dan kewajiban organisasi diantaranya : a. Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan dalam rangka menjalankan kekuasaan organisasi. (Chester Barrnat ) b. Motivasi Motivasi diperlukan untuk kebutuhan psikologis, keamanan, kebutuhan social, prestise, mempertinggi kemampuan (Abraham Maslow ). c. Visi “ Tragedi terbesar dalam diri seorang manusia adalah bila menjadi penglihatan tetapi tidak mempunyai visi. KEPEMIMPINAN UMUM Yang dimaksud dengan tipologi kepemimpinan dalah bagaimana pemimpin menjalankan tugasnya, misalnya gaya apa yang digunakan dalam merencanakan, merumuskan, menyampaikan perintah, atau ajakan kepada yang diperintah. Penggolongan gaya kepemimpinan : 1. Gaya Kepemimpinan Otokratis ( terpusat pada pemimpin /direktif ) Gaya ini ditandai dengan banyaknya petunjuk yang dating dari pemimpin (penonjolan pada pemberian perintah ). 2. Gaya Kepemimpinan Birokratis Ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur yang berlaku pada pemimpin dan anak buahnya atua memimpin berdasarkan peraturan. 3. Gaya Kepemimpinan Demokratis Gaya ini terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan, kepemimpinan konsultatif atau parsitipatif (terjadi komunikasi dua arah ) dan keputusan diambil secara bersama. 4. Gaya Kepemimpinan Bebas Pemimpin melimpahkan sepenuhnya kepada anak buahnya dalam menentukan tujuan serta cara dipilih untuk mencapai tujuan itu. Peranan pemimpin hanyalah menyediakan keterangan dan hubungan dengan pihak luar.

14.Kepimpinan Dalam Organisasi

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI Posted on November 4, 2012 by arida Organisasi yang berhasil memiliki sebuah ciri utama yang membedakannya dengan organisasi lain yang tidak berhasil, yaitu kepemimpinan yang dinamis dan efektif. Peter F. Drucker mengemukakan bahwa manajer ( pemimpin ) merupakan sumber daya pokok yang paling langka dalam organisasi. Menurut George R. Terry, kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara suka rela. Robert Tannenbaum, Irving R. Weschler, dan Fred Messarik mendefinisikan sebagai pengaruh antar pribadi yang dilakukan dalam suatu situasi yang diarahkan, melalui proses komunikasi, pada pencapaian tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang-orang untuk ikut dalam pencapaian tujuan bersama. Hasil tinjauan terhadap penulis-penulis lain mengungkapkan bahwa para penulis manajemen umumnya sepakat bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok orag untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Dari definisi kepemimpinan itu, dapat disimpulkan bahwa proses kepemimpinan adalah fungsi pemimpin, pengikut, dan variabel situasional lainnya. Dalam situasi apa pun dimana pun seseorang berusaha mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, maka sedang berlangsung kepemimpinan. Dengan demikian, setiap orang melakukan proses kepemimpinan dari waktu ke waktu, apakah aktivitasnya dipusatkan dalam dunia usaha, lembaga pendidikan, rumah sakit, organisasi politik, atau keluarga. Perlu diperhatikan bahwa apabila definisi itu menyebut pemimpin dan pengikut, itu tidak berarti bahwa hanya membicarakan hubungan hierarki seperti yang terdapat antara atasan dengan bawahan. Setiap saat seseorang berusaha mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang itu adalah pemimpin potensial dan orang yang pengaruhinya adalah pengikut potensial, tidak jadi soal apakah orang itu adalah atasan, rekan sejawat, bawahan, kawan, sanak keluarga. Dalam sebuah organisasi harus memperhatikan ‘Span of Control’, adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengawasi orang lain yang menjadi bawahannya. Ada berbagai pendapat tentng berapa orang bawahan yang dapat diawasi secara efektif. Ada yang berpndapat hanya sampai 2-3 orang saja. Hani Handoko mengatakan, 3-8 orang bawahan. Harus ada pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atau Delegation of Authority and Responsibility. Pelimpahan wewnang berarti menyerahkan sebagian dari wewenang pimpinan kepada bawahannya dengan kepercayaan penuh. Hal ini penting agar bawahannya juga harus bertanggung jawab terhadap keberhasialn organisasi dimana mereka bekerja. Ada butir-butir yang sangat penting salam pelimpahan wewenang tersebut, yaitu : Agar pemimpin dapat konsentrasi terhadap pekerjaan yang penting-penting saja seperti keputusan kebijaksanaan, rencana strategis, pengendalian dan lain-lainya, sedangkan yang sifatnya rutin dapat dikerjakan oleh bawahannya. Agar tidak semuanya bertanggung jawab kepada atasan / pimpinan. Hal ini akan mencerminkan pekerjaan yang lancar. Bahkan budaya “mohon petunjuk” dapat dikikis habis. Merupakan dorongan bagi bawahan untuk lebih percaya diri, bekerja lebih baik, kreatif, dan bertanggung jawab. Max Weber juga memberikan sumbangannya tentang kepemimpinan ( Leadership ). Dengan kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin dalam suatu organisasi dapat disoroti kewenangannya sebagai berikut: Rational legal authority Kewenangan yang diperoleh seorang pemimpin karena tingkat posisi yang diduduki dalam organisasi. Traditional authority Kewenangan yang diperoleh seorang pemimpin karena kedudukan dalam kehidupan sosial masyarakat atau adat-istiadat. Charismatic authority Kewenangan yang diperoleh seorang pemimpin ini karena pembawaan pribadi atau keunggulan pribadi. Dengan memakai dengan kombinasi bahan-bahan empiris dan sebuah bahan-bahan teori, para ahli mengembangkan sebuah konsep tentang kepemimpinan. Pertama, mereka mengumpulkan 1800 pernyataan ( statemens ) khusus mengenai bagaimana supervisor ( pengawas atau mandor ) menyusun peranan mereka. Terlepas dari ini mereka mengembangkan 8 dimensi mengenai perilaku memimpin. - Inisiatif Berapa sering seorang pemimpin memprakarsai, memudahkan, atau menolak ide-ide baru dan praktek baru. - Keanggotaan Sampai mana seorang pemimpin bergaul dengan kelompoknya, menekankan interaksi informal antara dirinya dengan anggota-anggotanya, atau saling melayani dengan para anggotanya. - Representasi Sampai mana perilaku individual dikebawahkan, dirangsangnya suasana kelompok yang menyenangkan, dikuranginya konflik dan ditingkatkannya penyesuaian individual ke dalam kelompok. - Organisasi Sampai mana seorang pemimpin menyusun pekerjaannya sendiri, pekerjaan anggota-anggota yang lain, atau hubungan-hubungan antar anggota dalam pekerjaan mereka. - Dominasi Frekuensi pemimpin itu membatasi individu-individu atau kelompok dalam bertindak, mengambil keputusan, atau menyatakan pendapat. - Komunikasi Sampai mana seorang pemimpin menginformasikan kepada para anggotanya, menjadi informasi dari mereka, menunjang pertukaran informasi, atau menunjukan kesadaran akan urusan-urusan kelompok. - Pengakuan ( Recognition ) Sampai mana seorang pemimpin menyatakan persetujuan atau penolakan. - Produksi Sampai seorang pmimpin menentukan tingkat usaha, presentasi, atau mendorong anggota untuk berusaha lebih keras atau mencapai prestasi yang tinggi. Studi-studi yang memakai fungsi-fungsi kepemimpinan menemui masalah-masalah yang sama dengan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh ditinggalkannya hamper seluruh sifat-sifat kepemimpinan. Korman, dalam meninjau studi-studi mengenai kepemimpinan yang dilaksanakan dengan memakai pendekatan Ohio, menemukan bahwa profil kepemimpinan itu tidak memberikan banyak tingkat daya ramal. Ia menyimbulkan bahwa walaupun luas diterimanya pertimbangan dan struktur inisiatif sebagai ukuran-ukuran yang bermanfaat mengenai kepemimpinan, namun tidak banyak diketahui tentang bagaimana variabel-variabel ia meramalkan penampilan kelompok kerja dan kondisi-kondisi yang mempengaruhi ramalan-ramalan. Seorang Pemimpin itu bekerja dalam suatu lingkungan organisasi dimana terdapat berbagai tekanan terhadap kantornya. Supervisor berada pada pusat dari tuntutan-tuntutan ini datang dari atasannya, dari kelompok-kelompok lain, dan dari bawahan-bawahannya. Ini berlaku pada semua tingkatan dalam organisasi, termasuk tingkatan direktur, walaupun tuntutan-tuntutan pada tingkat ini datang dari kelompok luar seperti organisasi-organisasi masyarakat, nasabah-nasabah, para persero, banker, dan sebagainya. Sebuah dimensi dari efektivitas supervisor ( pengawas, mandor ) adalah tanggapan supervisor itu terhadap berbagai tuntutan ini. Dalam menggambarkan sebuah pola kepemimpinan, kita akan mengembangkan sebuah pola kepemimpinan, kita akan mengembangkan bagaiman supervisor berhubungan dengan bawahan-bawahannya, dengan atasan-atasannya, dan dengan level manajemen yang tinggi, termasuk dengan kelompok staf. Dalam kelompok kecil, tidak ada level kelompok-kelompok pararel lainnya. Akan tetapi, dalam organisasi yang kompleks, hubungan-hubungan ini berkuasa bersama dengan hubungan atasan-bawahan. Ada sejumlah dimensi penting dari kepemimpinan yang menentukan efektivitas seorang supervisor. Seorang supervisor dapat digambarkan dengan bagaimana ia melaksanakan fungsi representasi, merangsang parsipasi, mentaati peraturan-peraturan, dan menggunakan sumber daya kantornya : keakraban dengan yang diawasinya, dan penggunaan hadiah dan hukuman untuk memotivasinya. Gaya kepemimpinan dilukiskan dengan cara supervisor melaksanakan proses ini. Dalam praktek, pendekatan seorang supervisor terhadap pekerjaannya diwujudkan oleh sebuuah profil.

13.Kepimpinan

George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17) Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2. Ordway Tead (1929) Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya. 3. Rauch & Behling (1984) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. 4. Katz & Kahn (1978) Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi. 5. Hemhill & Coon (1995) Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal). 6. William G.Scott (1962) Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. 7. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya. 8. Dr. Thomas Gordon “ Group Centered Leadership”. A way of releasing creative power of groups. Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi. 9. Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961) Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. 10. P. Pigors (1935) Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama. 11. Kartini Kartono (1994 : 48) Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus. 12. G. U. Cleeton dan C.W Mason (1934) Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan. 13. Locke & Associates (1997) Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama . 14. John W. Gardner (1990) Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya. 15. Theo Haiman & William G.Scott (1974) Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan. 16. Duben (1954) Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan. 17. F.A.Nigro(1965) Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain. 18. Reed (1976) Kepimpinan adalah cara mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu dapat dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin. 19. G.L.Feman & E.K.aylor (1950) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu. 20. James M. Black (1961) Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu. 21. Harold Koontz (1989) Pengaruh, seni,atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusiasme. 22. R.K. Merton “ The Social Nature of Leadership”, American Journal of Nuns, 1969. Kepemimpinan sebagai suatu hubungan antar pribadi dalam mana pihak lain mengadakan penyesuaian karena mereka berkeinginan untuk itu, bukannya karena mereka harus berbuat demikian. 23. P. Pigors “Ledearship and Domination” Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong yang mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama, melalui interaksi yang berhasil dari perbedaan-perbedaan individual. 24. Keth Davis “Human Relations at Work” Kepemimpinan sebagai faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok menjadi satu dengan memotivasinya kearah tujuan-tujuan. 25. Ordway Tead “ The Technigue of Creative Leadershif in Human Nature and Management”. Kepemimpinan sebagai kombinasi perangai-perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong orang-orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. 26. E.S. Bogardus “Leader and Leadership”. Kepemimpinan sebagai kepribadian yang beraksi dalam kondisi-kondisi kelompok. Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu proses sosial yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang mendominasi orang-orang lain. 27. F.I. Munson “ The Management of Man”. Kepemimpinan sebagai kemampuan/kesanggupan untuk menangani atau menggarap orang-orang sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan sekecilnya mungkin pergesekan dan sebesar-besarnya (sebesar mungkin) kerja sama. 28. C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?” Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya. 29. W.G. Bennis “Leadership Theory and Administration Behavior” Kepemimpinan sebagai proses dengan mana pemimpin mendorong, mempengaruhi bawahan untuk berprilaku seperti yang dikehendaki. 30. J.B. NASH “Leadership” Kepemimpinan mencakup kegiatan mempengaruhi perubahan dalam perbuatan orang-orang. 31. Ordway Tead “ The Art of Leadership” Kepemimpinan sebagai kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki. 32. H.H. Jennings “Leadership – a dynamic redefinition”, Journal Education School, 1944. Kepemimpinan muncul sebagai suatu hasil interaksi yang melibatkan prilaku yang memuat seseorang terangkat keperanan sebagai pemimpin oleh individu-individu lain. 33. J.K. Hemphill - Dalam “ The Leader and his Group”. Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu sementara ia terlibat dalam pengerahan kegiatan-kegiatan kelompok. - Dalam “ A Propossed Theory of leadership in small groups; Technical report”. Memimpin berarti terlibat dalam suatu tindakan memulai pembentukan struktur dalam interaksi sebagai bagian dari proses pemecahan masalah-masalah bersama. 34. R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management” Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya. 35. C. Schenk “Leadership” : Infantry Journal. 1928. Kepemimpinan adalah manajemen mengenal manusia dengan jalan persuasi dan inspirasi dan bukannya dengan pengarahan atau semacamnya, atau ancaman, paksaan yang terselubung. 36. C.V. Cleeton & C.W. Mason “Executive Ability its Discovery and Development" Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dalam mencapai hasil-hasil melalui himbauan emosional dan bukannya melalui penggunaan kekerasan/wewenang. 37. N. Copeland “Psychology and the Soldier” Kepemimpinan adalah seni perlakuan terhadap manusia. Ini adalah seni mempengaruhi sejumlah orang dengan persuasi atau dengan teladan untuk mengikuti serangkaian tindakan. 38. H. Kootz & O’ Donnel “ Principles of Management” Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan bersama. 39. C. K. Warriner “ Leadership in the small Group”, American Journal Soc, 1955 Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan diantara orang-orang, dimana mengharuskan seseorang atau lebih bertindak sesuai dengan permintaan pihak lain. 40. H. Gerth & C.W. Mills “Character and Social Structure” Kepemimpinan dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dalam mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi; disebabkan karena pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia dan tidak berbuat lain yang dimaui sendiri. 41. R. M. Bellows “Creative Leadership” Kepemimpinan sebagai proses pengaturan suatu situasi sedemikian rupa, sehingga anggota-anggota kelompok termasuk si pemimpin, dapat mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimum dan dengan waktu dan kerja minimum. 42. Ralp M. Stogdill (1950) Is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah penentuan tujuan dan mencapai tujuan). - Dalam “Individual Behavior and Group Achievement” Kepemimpinan adalah permulaan pembentukan struktur dan memeliharanya dalam harapan dan interaksi. - Dalam “A Handbook of Leadership” yang dikutip oleh Prof. Drs. S. Pamuji, MPA, a. Leadership As A Focus Of Group Process (Kepemimpinan sebagai titik pusat proses kelompok) b. Leadership As Personality And Its Effects (Kepemimpinan sebagai kepribadian seseorang yang memiliki sejumlah perangai (Traits) dan watak (Character) yang memadai dari suatu kepribadian) c. Leadership As The Art Of Inducing Comliance (Kepemimpinan sebagai seni untuk menciptakan kesesuaian paham, kesepakatan) d. Leadership As The Exercise Of Its Influence (Kepemimpinan sebagai pelaksanaan pengaruh) e. Leadership As Act Or Behavior (Kepemimpinan sebagai tindakan atau prilaku) f. Leadership As A From Of Persuasion (Kepemimpinan adalah bentuk persuasi) g. Leadership As A Power Relation (Kepemimpinan sebagai suatu hubungan kekuasaan/kekuatan) h. Leadership Is An Instrumental Of Goal Achievement (Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan) i. Leadership As An Effect Of Interaction (Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi) j. Leadership As A Deferentiated Role (Kepemimpinan adalah peranan yang dipilahkan) k. Leadership As The Initiation Of Structur (Kepemimpinan sebagai awal dari pada struktur)

12.Perkembangan Pandangan Baru Tentang Organisasi

PERKEMBANGAN PANDANGAN BARU TENTANG ORGANISASI Dalam kenyataannya suatu organisasi seringkali tidak bejalan sesuai dengan harapan, disebabkan keengganan manusia untuk mengikuti perubahan, dimana perubahan dianggap bisa menyebabkan kegagalan. Hal ini mengakibatkan kecondongan dalam organisasi sehingga perlu dilakukan evaluasi, adaptasi, dan inovasi. Dalam setiap organisasi. a). Arti Pengembangan Organisasi Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang terlalu mendasar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang - orang atau sekumpulan manusia dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dan pada prinsipnya setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu: a. Orang-orang (sekumpulan orang), b. Kerjasama, c. Tujuan yang ingin dicapai, Alasan akan pentingnya pengembangan Organisasi • Perubahan adalah pertanda kehidupan • Perubahan memberikan harapan Teori organisasi umum 1 • Pengembangan merupakan tanggapan atas perubahan • Pengembangan merupakan usaha untuk menyesuaikan dengan hal baru (perubahan) b). Sejarah Pengembangan Organisasi Sejarah Pengembanga Organisasi ditunjukkan oleh lima latar belakang 1). Pelatihan laboratorium, adalah bagaimana setiap individu bisa memahami arti dari organisasi. 2) Umpan balik survei, antara individu saling bekerja sama 3) Riset tindakan, menguji tindakan yang memungkinkan terjadinya kesalahan. 4) Produktivitas dan kualitas kehidupan kerja, yaitu hasil dari pencapain yang telah di uji sebelumnya,serta 5) Perubahan strategik. Pertumbuhan yang berkelanjutan di dalam sejumlah pendekatan Pengembangan Organisasi, praktisi, dan keterlibatan organisasi membuktikan sehatnya suatu disiplin dan menawarkan suatu prospek yang menguntungkan di waktu mendatang. c). Karakteristik Pengembangan Organisasi Semua organisasi harus berubah karena adanya tekanan di dalam lingkungan internal maupun eksternal. Walaupun perubahan yang terjadi lebih pada lingkungan, namun pada umumnya menuntut perubahan lebih pada organisasional, dan organisasi-organisasi bisa melakukan lebih banyak perubahan ataupun lebih sedikit. Organisasi-organisasi bisa merubah tujuan dan strategi-strategi, teknologi, desain pekerjaan, struktur, proses-proses, dan orang. Perubahan-perubahan pada orang senantiasa mendampingi perubahan-perubahan pada faktor-faktor yang lain. Proses perubahan pada umumnya mencakup sikap dan perilaku saat ini yang siknifikan. perubahan-perubahannya dan akhirnya kepemilikan sikap dan perilaku yang baru. Sejumlah isu-isu kunci dan problem harus dihadapi selama dalam proses perubahan umum. Pertama adalah, diagnosis yang akurat mengenai situasi dan kondisi saat ini. Kedua adalah, penolakan yang ditimbulkan oleh adanya perubahan. Ketiga adalah, isu pelaksanaan evaluasi yang memadai dari usaha perubahan yang sukses. d). Organisasi masa depan Dalam abad dua puluh satu ini setiap organisasi akan dan harus menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan menantang, baik persaingan aktual maupun potensial, yang aktual harus dihadapi dan yang potensial perlu diantisipasi. Dalam menghadapi semua itu terdapat dua pendekatan yang mungkin diambil oleh suatu organisasi yaitu : 1) Pendekatan yang berbasis sumberdaya tangible, 2) Pendekatan yang berbasis Sumberdaya manusia (intangible). Organisasi yang menganggap bahwa persaingan hanya bersifat fisik pendekatan pertama yang akan diambil, membina universitas hanya berputar-putar dalam masalah yang nyata, karena memang inilah yang paling bisa dilihat dan ditunjukan, namun bagi yang melihat persaingan ke depan lebih mengarah pada persaingan pengetahuan. Tanpa mengabaikan hal fisik, maka pengembangan SDM akan menjadi prioritas, dan ini perlu komitmen yang kuat karena time-response dari cara ini lama dan susah dilihat apalagi ditunjukan, namun pendekatan ini sebenarnya akan sangat dirasakan dalam menyehatkan dan mengembangkan suatu Organisasi menjadi organisasi pembelajar (learning organization) Para Pakar berpendapat bahwa dalam era dewasa ini pandangan yang berbasis SDM nampaknya lebih penting, mengingat persaingan yang terjadi justru ditentukan oleh bagaimana sumberdaya manusia tersebut berperan dan berkreasi bagi kemajuan organisasi, dan dalam konteks ini pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan kemampuannya. Sumberdaya manusia / Human Capital merupakan sumberdaya strategis, bertambah secara inkremental bukan alokatif, karena merupakan sumberdaya yang berbasis pengetahuan (knowledge based resources) yakni sumberdaya yang mencakup keterampilan, kemampuan, kapasitas serta kapabilitas pembelajaran. Kapasitas dan kapabilitas tersebut pada gilirannya akan dapat memupuk sumberdaya sosial yang juga amat diperlukan dalam bentuk jaringan kerja baik internal maupun dengan pihak eksternal organisasi, ini berarti networking juga menjadi hal yang penting dalam memenangkan persaingan. Pengembangan Sumberdaya manusia merupakan prasyarat bagi pengembangan organisasi, artinya tanpa hal itu orang bisa punya alasan untuk meyakini kecilnya kemungkinan organisasi untuk tetap hidup dan bertahan dalam era kompetisi.

11.Komunikasi Dalam Pendidikan

13.Komunikasi Dalam Pendidikan Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud yang hampir sama. Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan. Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.(Suranto : 2005) Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan tetapi berdasarkan definisi yang ada di atas dapat diambil pemahaman bahwa : a. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi. Dilihat dari sudut pandang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim dan penerima pesan tidak menjadi komponen yang menentukan. b. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain. Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan dalam keberhasilan komumikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya sebagai objek yang pasif. c. Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan, dan penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses encoding oleh pengirim dan decoding oleh penerima, sehingga informasi dapat bermakna. 2. Pengertian Pembelajaran Sardiman AM (2005) dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar” menyebut istilah pembelajaran dengan interaksi edukatif. Menurut beliau, yang dianggap interaksi edukatif adalah interaksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan untuk mendidik, dalam rangka mengantar peserta didik ke arah kedewasaannya. Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para peserta didik di dalam kehidupannya, yakni membimbing mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Proses edukatif memiliki ciri-ciri : a. ada tujuan yang ingin dicapai ; b. ada pesan yang akan ditransfer ; c. ada pelajar ; d. ada guru ; e. ada metode ; f. ada situasi ada penilaian. Terdapat beberapa faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yaitu pengajar, mahasiswa, sumber belajar, alat belajar, dan kurikulum (Once Kurniawan : 2005). Association for Educational Communication and Technology (AECT) menegaskan bahwa pembelajaran (instructional) merupakan bagian dari pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdiri dari komponen-komponen sistem instruksional, yaitu komponen pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar atau lingkungan. Suatu sistem instruksional diartikan sebagai kombinasi komponen sistem instruksional dan pola pengelolaan tertentu yang disusun sebelumnya di saat mendesain atau mengadakan pemilihan, dan di saat menggunakan, untuk mewujudkan terjadinya proses belajar yang berarah tujuan dan terkontrol, dan yang : a) didesain untuk mencapai kompetensi tertentu atau tingkah laku akhir dari suatu pembelajaran; b) meliputi metodologi instruksional, format, dan urutan sesuai desain; c) mengelola kondisi tingkah laku; d) meliputi keseluruhan prosedur pengelolaan; e) dapat diulangi dan diproduksi lagi; f) telah dikembangkan mengikuti prosedur; dan g) telah divalidasi secara empirik. (Yusufhadi M, dkk.:1986) Dengan demikian pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen instuksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampai pesan yaitu pengajar, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses pembelajaran. C. Proses Komunikasi dalam Pembelajaran 1. Proses Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis. Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok. Pengirim pesan melakukan encode, yaitu memformulasikan pesan yang akan disampaikannya dalam bentuk code yang sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh penerima pesan. Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode code yang disampaikan oleh pengirim pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau tercapai tidaknya tujuan komunikasi tergantung dari ketiga komponen tersebut. Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambing, mimik muka, dan sejenisnya. Ketercapaian tujuan merupakan keberhasilan komunikasi. Keberhasilan komunikasi tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut : a. Komunikator (Pengirim Pesan) Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator yang membuat komunikan percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi. b. Pesan yang disampaikan Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima pesan, adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima. c. Komunikan (Penerima Pesan) Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan, sadar bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan yang diterima. d. Konteks Komunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu. Lingkungan yang kondusif sangat mendukung keberhasilan komunikasi. e. Sistem Penyampaian Sistem penyampaian berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau karakterisitik penerima pesan. (IGAK Wardani : 2005) Menurut Endang Lestari G dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi yang Efektif” ada dua model proses komunikasi, yaitu : a. Model linier Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus, dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk menggambarkan sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, says what, in wich channel, to whom, dan with what effect. a. Model sirkuler Model ini ditandai dengan adanya unsur feedback. Pada model sirkuler ini proses komunikasi berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui efektif tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan. Dengan demikian proses komunikasi dapat berlangsung satu arah dan dua arah. Komunikasi yang dianggap efektif adalah komunikasi yang menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi tahapan pemaknaan terhadap pesan (meaning) yang akan disampaikan oleh komunikator, kemudian komunikator melakukan proses encoding, yaitu interpretasi atau mempersepsikan makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan melalui channel yang dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim dengan melakukan proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima, dan kemudian memahaminya sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi pemahaman antara komunikan dengan komunikator akan menimbulkan respon yang disebut dengan umpan balik. 1. Desain Pesan dalam Pembelajaran Pembelajaran sebagai proses komunikasi dilakukan secara sengaja dan terencana, karena memiliki tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar pesan pembelajaran yang ingin ditransformasikan dapat sampai dengan baik, maka Malcolm sebagaimana disampaikan oleh Abdul Gaffur dalam handout kuliah Teknologi Pendidikan PPs UNY (2006) menyarankan agar dosen perlu mendesain pesan pembelajaran tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Kesiapan dan motivasi. Kesiapan disini mencakup kesiapan mental dan fisik. Untuk mengetahui kesiapan mahasiswa dalam menerima belajar dapat dilakukan dengan tes diagnostik atau tes prerequisite. Motivasi terdiri dari motivasi internal dan eksternal, yang dapat ditumbuhkan dengan pemberian penghargaan, hukuman, serta deskripsi mengenai keuntungan dan kerugian dari pembelajaran yang akan dilakukan. b. Alat Penarik Perhatian Pada dasarnya perhatian/konsentrasi manusia adalah jalang, sering berubah-ubah dan berpindah-pindah (tidak focus). Sehingga dalam mendesain pesan belajar, dosen harus pandai-pandai membuat daya tarik, untuk mengendalikan perhatian mahasiswa pada saat belajar. Pengendali perhatian yang dimaksud dapat berupa : warna, efek musik, pergerakan/perubahan, humor, kejutan, ilustrasi verbal dan visual, serta sesuatu yang aneh. c. Partisipasi Aktif Siswa Dosen harus berusaha membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Untuk menumbuhkan keaktifan mahasiswa harus dimunculkan rangsangan-rangsangan, dapat berupa : tanya jawab, praktik dan latihan, drill, membuat ringkasan, kritik dan komentar, serta pemberian proyek (tugas). d. Pengulangan Agar peserta didik dapat menerima dan memahami materi dengan baik, maka penyampaian materi sebaiknya dilakukan berulang kali. Pengulangan dapat berupa : pengulangan dengan metode dan media yang sama, pengulangan dengan metode dan media yang berbeda, preview, overview, atau penggunaan isyarat. e. Umpan Balik Dalam proses pembelajaran, sebagaimana yang terjadi pada komunikasi, adanya feedback merupakan hal yang penting. Umpan balik yang tepat dari dosen dapat menjadi pemicu semangat bagi mahasiswa. Umpan balik yang diberikan dapat berupa : informasi kemajuan belajar siswa, penguatan terhadap jawaban benar, meluruskan jawaban yang keliru, memberi komentar terhadap pekerjaan siswa, dan dapat pula memberi umpan balik yang menyeluruh terhadap performansi mahasiswa. f. Menghindari Materi yang Tidak Relevan Agar materi pelajaran yang diterima peserta belajar tidak menimbulkan kebingungan atau bias dalam pemahaman, maka sedapat mungkin harus dihindari materi-materi yang tidak relevan dengan topik yang dibicarakan. Untuk itu dalam mendesain pesan perlu memperhatikan bahwa : yang disajikan hanyalah informasi yang penting, memberikan outline materi, memberikan konsep-konsep kunci yang akan dipelajari, membuang informasi distraktor, dan memberikan topik diskusi. Desain pesan pembelajaran merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan oleh dosen, agar proses belajar mengajar dapat berlangung secara efektif. Dengan mendesain materi kuliah terlebih dahulu, akan memudahkan dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. 2. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu : a. Kejelasan Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan. b. Ketepatan Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan. c. Konteks Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. d. Alur Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap e. Budaya Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication is in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat : a. menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti c. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan d. pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan e. pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan. Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh mahasiswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang dosen. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara keduabelah pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi. Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini. Sokolove dan Sadker seperti dikutip IGAK Wardani dalam bukunya membagi keterampilan antar pribadi dalam pembelajaran menjadi tiga kelompok, yaitu : a. Kemampuan untuk Mengungkapkan Perasaan Mahasiswa. Kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam proses belajar mengajar, yang memungkinkan peserta didik mau mengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. Iklim semacam ini dapat ditumbuhkan oleh dosen dengan dua cara, yaitu menunjukkan sikap memperhatikan dan mendengarkan dengan aktif. Untuk menumbuhkan iklim semacam ini, pendidik harus bersikap: 1) memberi dorongan positif; 2) bertanya yang tidak memojokkan; dan 3) fleksibel. b. Kemampuan Menjelaskan Perasaan yang Diungkapkan Mahasiswa. Apabila mahasiswa telah bebas mengungkapkan problem yang dihadapinya, selanjutnya tugas dosen adalah membantu mengklarifikasi ungkapan perasaan mereka tersebut. Untuk kepentingan ini, dosen perlu menguasai dua jenis keterampilan, yaitu merefleksikan dan mengajukan pertanyaan inventori. Pertanyaan inventori adalah pertanyaan yang menyebabkan orang melacak pikiran, perasaan, dan perbuatannya sendiri, serta menilai kefektifan dari perbuatan tersebut. Pertanyaan inventori dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu pertanyaan yang menuntut mahasiswa untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya, pertanyaan yang menggiring mahasiswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatannya, dan pertanyaan yang menggiring mahasiswa untuk mengidentifikasi konsekuensi/akibat dari perasaan, pikiran, dan perbuatannya. Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan peserta didik secara efektif, pengajar perlu mengingat hal-hal berikut : 1) Hindari prasangka terhadap pembicara atau topik yang dibicarakan. 2) Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal maupun nonoverbal dari pembicara. 3) Lihat, dengarkan, dan rekam dalam hati, kata-kata/perilaku khas yang diperlihatkan pembicara. 4) Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat emosional. 5) Beri tanggapan dengan cara memparaphrase kata-kata yang diucapkan, menggambarkan perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan mengenai kedua hal tersebut. 6) Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau seperti memusuhi. 7) Meminta klarifikasi terhadap pertanyaan atau pernyataan yang disampaikan. c. Mendorong Mahasiswa untuk Memilih Perilaku Alternatif. Untuk keperluan ini, dosen harus memiliki kemampuan : 1) Mencari/mengembangkan berbagai perilaku alternatif yang sesuai. 2) Melatih perilaku alternatif serta merasakan apa yang dihayati mahasiswa dengan perilaku tersebut. 3) Menerima balikan dari orang lain tentang keefektifan setiap perilaku alternatif. 4) Meramalkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari setiap perilaku alternatif. 5) Memilih perilaku alternatif yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi mahasiswa.

10.Komunikasi Dalam Pemasaran Sosial

Komunikasi Dalam Pemasaran Sosial Komunikasi pemasaran sosial merupakan pola, perencanaan, kebijakan, serta tujuan dari suatu organisasi berbadan hukum dalam melakukan penawaran dan pertukaran gagasan sosial dengan mempergunakan perangkat komunikasi yang dilaksanakan melalui proses sosial sehingga seorang individu dan kelompok mampu perilaku yang menjadi sasaran pemasaran sosial. Konsumen mungkin akan aktif mencari informasi tersebut. Pada sisi lain, produsen menyadari situasi tersebut sehingga berusaha mengirim dan menyebarkan informasi tentang produk kepada (adanya produk baru, manfaat dan kegunaan produk, harga, dimana dan kapan dapat dibeli) mereka. Untuk itu produsen perlu melakukan kagiatan promosi dengan berkomunikasi kepada konsumen. Karena kegiatan promosi pada dasarnya adalah proses komunikasi antara produsen dengan konsumen, maka pemahakaman komunikasi bagi produesn sangat diperlukan. Contoh aplikatif komunikasi dalam pemasaran sosial yaitu : kampanye media. Kampanye media dapat dengan menggunakan pesan-pesan kesehatan yang dikemas dalam suatu paket informasi yang disampaikan kepada masyarakat berdasarkan tingkat/target dari sasaran komunikasi (individu, kelompok, keluarga, atau masyarakat). Difusi inovasi adalah transformasi suatu bentuk yang baru yang disampaikan kepada masyarakat, yang terdiri dari gagasan, pendekatan, dan strategi baru.. B. Perencanaan Komunikasi Pemasaran Sosial Perencanaan komunikasi pemasaran sosial yaitu : 1. Analisa situasi : melakukan analisa situasi pemasaran sosial 2. Analisa SWOT (strenght weakness opportunity threat) : melakukan analisa produk berdasar 4 elemen SWOT. 3. Tujuan : tujuan yang ingin dicapai melalui komunikasi pemasaran sosial. 4. Sasaran dan kompetitor : sasaran dan kompetitor dalam pemasaran sosial. 5. Pemilihan segmen : pembagian segmen dalam pemasaran sosial. Agar komunikasi pemasaran efektif, perlu di pertimbangkan : 1. Penetapan tujuan dan respons komunikasi. 2. Penetapan sasaran komunikasi (target audiens). 3. Rancangan pesan dan media komunikasi. 4. Pengemabngan promotional mix. 5. Penyusunan anggaran. 6. Evaluasi dan pengendalian komunikasi. C. Strategi Komunikasi Pemasaran Sosial Strategi komunikasi pemasaran yaitu : 1. Menyebutkan dan mendefinisikan keempat aIat bauran promosi. 2. Memberikan garis besar langkah-langkah untuk mengembangkan komunikasi pemasaran yang efektif. 3. Menjelaskan metode penentuan anggaran promosi serta faktor-faktor yang mempengaruhi desain bauran promosi. 4. Mengenali faktor-faktor yang paling mempengaruhi perubahan lingkungan komunikasi pemasaran saat ini. 5. Membahas proses dan keuntungan komunikasi pemasaran. Elemen-elemen dalam proses komunikasi D. Dampak Komunikasi Pemasaran Sosial 1. Pesan di terima, bila pesan sukses mengkomunikasikan manfaat atau keuntungan produk yang di anggap penting oleh segmen sasaran. 2. Evaluasi terhadap komunikasi bisa memberikan umpan balik bagi pemasar. 3. Pesan akan di tolak lantaran di anggap kurang kreditebel atau pesan tidak dipercaya. Perilaku konsumen 1. Konsumen semakin canggih. 2. Akses informasi yang luas. 3. Penekanan pada nilai (value) memungkinkan konsumen memperoleh produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka. 4. Trend kustomisasi akan cenderung meningkat, sehingga para pemasar cenderung membidik segmen-segmen yang makin kecil (niche) dan bahkan individu-individu. Proses pemasaran sosial yatu : 1. Product Bukan jasa komersil. Ex : sex aman, menurunkan angka cacingan. 2. Price Bukan harga barang, tapi keuntungan bagi masyarakat. 3. Place Merupakan lingkungan kampanye. 4. Promotion Adalah proses mempromosikan.

09.Komunikasi Dalam Manajemen

Komunikasi Dalam Manajemen . Pengertian Komunikasi Berikut adalah pengertian Komunikasi menurut para ahli : a. Raymond Ross, Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator b. Bernard Barelson & Garry A. Steiner,Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb c. Colin Cherry, Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya. Dari beberapa pengertian komunikasi, dapat disimpulkan, komunikasi (communication) Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok tersebut B . Proses Komunikasi Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers (1969:180) mengatakan “Leadership is Communication. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin (leader) memiliki pengikut (flower) guna meralisir gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi prilaku orang lain. Inilah hakekatnya dari suatu manajemen dalam organisasi. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2003: 8). Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996 : 7) Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Paling kurang ada tiga alasan utama mengapa manajemen itu dibutuhkan. Pertama : Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi dan pribadi; kedua : 2 Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah. Ketiga : Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas. B. Komunikasi Dalam Organisasi Komunikasi dalam organisasi adalah : Komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214). Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompo dapat tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Sebahagian besar waktu seorang manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, baik tatap muka atau melalui media seperti Telephone, Hand Phone dengan bawahan, staf, langganan dsb. Manejer melakukakan komunikasi tertulis seperti pembuatan memo, surat dan laporan-laporan. C. Model Komunikasi dalam Organisasi Model komunikasi yang paling sederhana adalah adanya pengirim, berita (pesan) dan penerima seperti gambar berikut ini : Model ini menunjukkan 3 unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan, tetapi bila tidak ada yang menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi. Model komunikasi yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu organisasi yaitu : Pengirim Pesan Penerima 1. Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang 2. diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol-simbol, kemudian 3. disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima 4. penerima menangkap symbol-simbol dan 5. diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan 6. mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim. Sumber (source) atau pengirim mengendalikan berbagai pesan yang dikirim, susunan yang digunakan, dan saluran mana yang akan digunakan untuk mengirim pesan tersebut. Mengubah pesan ke dalam berbagai bentuk simbo-simbol verbal atau nonverbal yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata percakapan atau tulisan, angka, berakan dsb. Langkah ketiga sumber mengirimkan pesan melalui berbagai saluran komunikasi silan. Manfaat komunikasi lisan, antar pribadi adalah kesempatan untuk berinteraksi antara sumber dan penerima, memungkinkan komunikasi nonverbal (gerakan tubuh, intonasi suara, dll) disampaikannya pesan secara tepat, dan memungkinkan umpan bali diproleh. Sedangkan komunikasi terulis dapat disampaikan melalui media seperti :memo, surat, laporan, catatan, bulletin, surat kabar dsb. Komunikasi tulisan mempunyai kelebihan dalam penyediaan laporan atau dokumen untuk kepenting masa mendatang. Langkah keempat adalah penerimaan pesan oleh pihak penerima. Pada umumnya penerima menerima pesan melalu panca indera mereka.. banyak pesan penting yang tidak diterima oleh seseorang karena mereka tidak menerima pesan karena kesalahan dalam mememilih media yang tepat. Langkah kelima adalah decoding. Hal ini menyangkut memahami symbol-simbol yang dipergunakan oleh pengirim (sumber). Ini amat dipengaruhi oleh latar belakang, kebudayaan, pendidikan, lingkungan, praduga dan gangguan disekitarnya. Dalam komunikasi dua arah antara pimpinan dan stafnya (atasan dan bawahan) kemampuan pimpinan dalam berkomunikasi menjadi factor penentu berhasil tidaknya orang lain memahami ide, gagasan yang ia sampaikan. Langkah terakhir adalah umpan balik. Setelah pesan diterima dan diterjemahkan, penerima memberikan respon, jadi komunikasi adalah proses yang berkesinambungan dan tak pernah berakhir. Inilah yang disebut bahwak komunikasi yang efektif itu akan menimbulkan interaksi yang baik pula dalam melaksanakan tujuan organisasi. D. Ragam Tingkatan Komunikasi Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut: (1) komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia. (2) komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi. (3) komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994) memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat. (4) komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005:52). (5) komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektrolik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Kemudian Mulyana (2005:74) juga menambahkan konteks komunikasi publik. Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk komunikasi ini. D. Fungsi Komunikasi 1. Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita. Dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi.tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan yang esensial manakala kita berkomunikasi dengan orang lain.Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi dengan kita ,baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu komunikasi.Sehingga menjadikan komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat fundamental dalam kehidupan kita. 2. komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas komplek. Komunikasi adalah suatu aktifitas yang komplek dan menantang. Dalam hal ini ternyata aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk mencapai kompetensi komunikasi memerlukan understanding dan suatu ketrampilan sehingga komunikasi yang kita lakukan menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben&Stewat( 2005:3) menyebut konsep mindfulness akan terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak hanya satu perspektif di kehidupan manusia. 3. komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi yang efektif. Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan dalam memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan kerjasama antara satu dengan yang lain, dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide yang efektif melalui saluran saluran komunikasi. Untuk mencapai kesuksesan dari suatu kedudukan/ posisi tertentu dalam mencapai kompetensi komunikasi antara lain melalui kemampuan secara personal dan sikap, kemampuan interpersonal, kemampuan dalam melakukan komunikasi oral dan tulisan dan lain sebagainya. 4. Suatu pendidikan yang tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik. Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang bersifat common sense dan setiap orang pasti mengetahui bagaimana berkomunikasi. Padahal sesungguhnya banyak yang tidak memilki ketrampilan berkomunikasi yang baik karena ternyata banyak pesan-pesan dalam komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal tetapi juga nonverbal, ada ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan dan oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara kelompok sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai anggota dengan baik, dan lain-lain. Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Banyak yang berpendidikan tinggi tetapi tidak memilki ketrampilan berkomunikasi secara baik dan memadai sehingga mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Sehingga komunikasi itu perlu kita pelajari. 5. komunikasi adalah populer. Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai popular. Banyak bidang-bidang komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi tentang pesan, ada juga tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang profesiponal lainnya termasuk hukum, bisnis, informasi, pendidikan, ilmu computer, dan lain-lain. Sehingga sekarang ini komunikasi sebagai ilmu social/perileku dan suatu seni yang diaplikasikan. Disiplin ini bersifat multidisiplin, yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik, dan lain sebagainya

08.Proses Organisasi

Proses Organisasi Dalam suatu organisasi tentunya dibutuhkan berbagai proses untuk mencapai tujuan dari organisasi itu sendiri, kali ini saya akan membahas proses organisasi dengan cara mempengaruhi dan proses pengambilan keputusan. 1. Proses Mempengaruhi -Pengertian Pengaruh Pengaruh adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang menunjukan hal baik maupun tidak baik,yang dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung, sehingga mengakibatkan suatu perubahan perilaku serta kebiasaan, baik itu individu atau kelompok. -Elemen-elemen yang ada dalam suatu proses mempengaruhi antaralain : Orang yang mempengaruhi Metode yang digunakan untuk mepengaruhi,dan Orang yang di pengaruhi - Metode mempengaruhi Kekuatan fisik, metode ini dilakukan menggunakan fisik, seperti menggunakan tangan dalam mempengaruhi individu maupun kelompok (berhubungan dengan kekerasan). Penggunaan sanksi, metode ini dilakukan dengan memberikan sanksi kepada individu maupun kelompok, sanksi yang diberikan berupa sanksi positif maupun negatif. Keahlian, metode ini dilakukan dengan keahlian, seseorang yang mempengaruhi mempunyai keahlian dalam mempengaruhi individu maupun kelompok. Kharisma (daya tarik), pada metode ini seseorang yang dipengaruhi akan tertarik kepada orang yang mempengaruhi, karena orang tersebut memiliki kharisma tanpa harus menggunakan kekuatan fisik, sanksi maupun keahlian. -Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan, Antar perseorangan Kelompok dengan seseorang,dan Seseorang dengan Kelompok - Analisis French-Raven Mereka mendifiniskan kekuasaan berdasarkan pada pengaruh, dan pengaruh berdasarkan pada perubahan psikologis. Pengaruh adalah pengendalian yang dilakukan oleh seseorang dalam organisasi (masyarakat) terhadap orang lain. Konsep penting atas gagasan ini adalah bahwa kekuasaan merupakan pengaruh laten (terpendam) sedangkan pengaruh merupakan kekuasaan dalam kenyataan (yang direalisasikan). French- Raven membagi 5 sumber basis kekuasaan: Kekuasaan Balas jasa Kekuasaan Paksaan Kekuasaan Sah Kekuasaan Ahli Kekuasaan Panutan Contoh Kasus : Pada tahun 2011 lalu, nama Muhammad Nazaruddin ramai diperbincangkan. Selain dikenal sebagai politisi karena jabatannya sebagai Bendahara Umum Demokrat, dia ternyata dikenal juga sebagai pengusaha. Dia bertambah terkenal belakangan sejak namanya kembali disebut-sebut di berbagai pemberitaan karena tersangkut masalah hukum. Kasus yang terbaru yang membelit Nazaruddin dan sekaligus mengegerkan Partai Demokrat adalah dugaan keterlibatannya dalam kasus suap kepada Wafid Muharram, mantan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kasus itu membuat para anggota Partai Demokrat bersikap malu dan telah mempengaruhi juga organisasi HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam) yang dimana Nazaruddin tersebut pernah menjadi anggota organisasi tersebut. Membuat HMI merasa malu, dan banyak komentar yang pedas dilontarkan tentang perilaku Nazaruddin tersebut. Kasus itu juga kabarnya mengusik Istana (Presiden SBY). Sehingga beredar pula kabar, Nazaruddin bisa saja dipecat dari jabatannya di partai. 2. Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut adalah : yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus). Kewenangan Tanpa Diskusi Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan. Pendapat Ahli Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Kewenangan Setelah Diskusi Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai. Kesepakatan Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan. Keempat metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan Rodman, satu sama lainnya tidak dapat dikatakan metode satu terbaik yang digunakan dibanding metode yang lainnya, dapat dikatakan efektif jika metode yang mana yang paling cocok digunakan dalam keadaan dan situasi yang sesuai bergantung pada faktor : Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut. - Menurut Fisher pada hakekatnya ada dua model proses pengambilan keputusan yaitu : a. Model preskriptif (pemberian resep perbaikan) : Menerangkan bagaimana kelompok seharunya mengambil keputusan. Memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal urut-urutan yang membantu kelompok mencapai consensus. Di ambil berdasarkan pada proses yang ideal. Contoh : model pemikiran reflektif yang di kemukakan oleh Dewey yaitu PERT. b. Model deskriptif : Meneruskan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan tertentu. Berhubungan dengan observasi kelompok yang mengambil keputusan-keputusan dan menggambarkan proses tersebut. Diambil berdasarkan realitas observasi - Konsep Pengambilan Keputusan, yaitu: Identifikasi dan diagnosis masalah Pengumpulan dan analisis data yang relevan Pengembangan dan evaluasi alternatif Pemilihan alternatif terbaik Implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil -hasil. - Tipe –Tipe Keputusan Manajemen Keputusan- keputusan perseorangan dan strategi Kepusan- keputusan pribadi dan strategi Keputusan- keputusan dasar dan rutin -Teknik Pengambilan Keputusan Teknik- teknik kreatif: Brainstorming & Synectics Teknik- teknik partisipatif Teknik- teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal Contoh Kasus: Pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka pendidikan nasional. Esensi dari MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah (Depdiknas, 2000). Otonomi dalam si … keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka pendidikan nasional. Esensi dari MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah (Depdiknas, 2000).Otonomi dalam sistem dan pen … organisasi. Begitu juga dalam organisasi kependidikan, keputusan pendidikan merupakan faktor esensial dalam menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan. Oleh karena itu sebuah keputusan pendidikan perlu ditentukan melalui proses pengambilan keputusan … Dalam era desentralisasi, sekolah memiliki otonomi yang seluas-luasnya yang menuntut peran serta masyarakat secara optimal. Bentuk nyata dari otonomi pendidikan dan otonomi sekolah adalah manajemen berbasis sekolah.Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) atau School Based Management merupakan pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah (stakeholders) secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka pendidikan nasional. Esensi dari MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah (Depdiknas, 2000).Otonomi dalam sistem dan pengelolaan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat (Caldwell dan Spinks, 1992). Konsep ini merupakan suatu bentuk pengelolaan sekolah yang menjamin sekolah memiliki otonomi yang luas dalam mengelola pembelajaran, sumber dayanya, menentukan kebijakan yang sesuai dengan keinginan lembaga dan masyarakat, serta dalam pengelolaannya melibatkan orang tua dan masyarakat, dan tidak mengabaikan kebijakan nasional. Melalui kebijakan ini, pihak sekolah memiliki keleluasaan dalam pengambilan keputusan tentang pengelolaan sumber daya, kurikulum, dan peningkatan profesionalisme guru dan staf. Hal ini tentu menuntut keleluasaan guru dan karyawan dalam berapresiasi dan berinovasi sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada, tanpa harus terikat dengan aturan-aturan kurikulum yang ketat.

07.Organisasi Pecinta Alam

Organisasi Pecinta Alam pada era sekarang ini tumbuh pesat di masing - masing daerah. Dan apabila kita mendengar istilah Pecinta Alam, maka dalam pikiran kita langsung terbayang para pendaki gunung, pengarung arus deras, pemanjat tebing dan penggiat hiking serta camping. Sedangkan bagi yang mencintai alam lingkungan, penanam dan perawat pohon - pohon dan bunga - bunga serta penjaga fauna, bukan pecinta alam? Beberapa kelompok memang lebih jelas, mereka menamakan kelompok pendaki gunung, pemanjat tebing, penjelajah rimba dan penelusuran gua. Sementara beberapa tetap bertahan dengan istilah pecinta alam karena didorong rasa cinta terhadap alam. Sehingga seorang ‘pecinta alam’ adalah individu yang diyakini tanggap terhadap masalah alam dan lingkungannya. Secara kelembagaan, kelompok pecinta alam di Indonesia muncul sekitar tahun 1950 - an ketika sekelompok pemuda di Yogyakarta yang memang mengamati tumbuhan dan hewan melakukan perjalanan menembus gunung dan rimba. Lalu di tahun 1960 - an muncul kelompok WANADRI di Bandung, MERMOUNC di Yogayakarta, MAPALA UI di Jakarta. Kelompok Wanadri lebih suka menyebut dirinya pendaki gunung penempuh rimba. Mermounc adalah kependekan dari Merbabu Mounteneer Club ( kelompok pendaki gunung Merbabu ). Sedang Mapala UI menyebut dirinya sebagai Pecinta Alam dengan menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan yang bersifat Avonturir mendominasi pada masa awal kegiatan pecinta alam. Pada tahun 1970 - an lahir kelompok - kelompok pecinta alam dikalangan mahasiswa, pelajar, dan pemuda di daerah - daerah. Kegiatan mereka paling menonjol adalah hiking dan mendaki gunung. Pada dekade 1980 - an muncul kelompok - kelompok spesialis - spesialis seperti HIKESPI untuk para speleolog / caver / penelusur gua, dan SKYGERS untuk pemanjat tebing. Organisasi pecinta alam kemudian mengembangkan kualitas dan variasi kegiatannya antara lain Rock Climbing, Susur Gua , Arung Jeram dan kegiatan petualangan lainnya. Disatu sisi mereka juga melakukan kegiatan ekspedisi, penelitian, ceramah dan diskusi untuk menanggapi permasalahan - permasalahan lingkungan. Kelompok pecinta alam adalah independent, tidak dibawah instansi maupun departemen. Organisasi pecinta alam yang tumbuh dilingkungan masyarakat ( umum ) ataupun yang dibawah lingkungan perguruan tinggi mempunyai misi tentang pelestarian alam. Forum tertinggi dalam pecinta alam adalah Gladian Nasional Pecinta Alam se - Indonesia yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali, dimana dalam forum gladian ini telah dihasilkan Kode Etik Pecinta Alam Indonesia. Di Yogyakarta terbentuk Sekretariat Bersama Perhimpunan Pecinta Alam Yogyakarta ( SEKBER PPA - DIY berdiri pada tahun 1979 ), sebagai ajang komunikasi, koordinasi dan informasi. Pecinta Alam Dan Lingkungan “Pecinta Alam”, sebenarnya adalah orang yang paling diyakini mempunyai kesadaran akan lingkungan. Sebagai kelompok yang menggunakan media alam bebas dalam bekegiatan, pecinta alam dituntut untuk mempunyai kesadaran yang tinggi dan didukung dengan tindakan terhadap pelestarian alam. Organisasi pecinta alam dalam berbagai bentuk dan visinya adalah orang - orang yang paling dekat dengan alam. Banyak hal bisa diperbuat dalam setiap kegiatannya dalam rangka pelestarian alam. Bentuk ‘Aid’ adalah yang paling sering dilakukan organisasi pecinta alam, karena mudah dan tidak beresiko karena sifatnya sementara, tetapi hal ini sering tidak tepat untuk sebuah kegiatan yang berlingkungan ( contoh; penghijauan disebuah lokasi, kemudian ditinggalkan ). “Development”, sebuah kegiatan jangka panjang, memerlukan biaya yang besar, beresiko tinggi, adalah hal yang sukar dilakukan. Masalahnya adalah sejauh mana kita bisa memotifasi untuk mewujudkan kegiatan tersebut. Sebuah desa binaan, sangat gersang, mengalami erosi secara besar - besaran, kita kunjungi secara tetap, memecahkan masalah bersama, menerapkan ilmu secara tepat dan kita merasa “at home” disana, adalah ilustrasi yang jelas tentang “development” Pecinta alam adalah sebuah pusat informasi yang tidak kelihatan, tidak memanfaatkannya adalah kesalahan besar, terutama bagi mereka sendiri. Permasalahannya adalah ketidak konsistennya antara perilaku dan sikap pecinta alam sendiri. Sikap yang positif terhadap lingkungan hidup tidak berarti perilaku yang positif pula. Lalu apa yang dapat kita lakukan? Tidak ada !.........Selama kita belum membuat ‘Gentlement agreement’ diantara kita. Bahwa kita menyadari adanya permasalahan lingkungan yang timbul, kita dapat menanganinya secara terbuka, gamblang dan terurai sampai pada hal yang terperinci sekalipun. Tidak hanya menangani pada hal - hal yang berada pada permukaan saja, dan menutupi permsalahan kecil supaya menjadi besar. Dalam kehidupan pecinta alam antara sikap dan perilaku haruslah selaras, untuk menghindari semboyan Green Peace menjadi kenyataan. “Jika pohon terakhir telah ditebang, sungai terakhir telah tercemar, ikan terakhir telah ditangkap, Anda akan sadar manusia tidak dapat makan uang” 08.organisasi pemerintah Pemerintahan sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola kewenangan-kewenangan, melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari lembaga-lembaga dimana mereka ditempatkan. Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan kesejahteraan rakyat dan negara. Government dari bahasa Inggris dan Gouvernment dari bahasa Perancis yang keduanya berasal dari bahasa Latin, yaitu Gubernaculum, yang berarti kemudi, tetapi diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Pemerintah atau Pemerintahan dan terkadang juga menjadi Penguasa. Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam ari sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif. (C.F. Strong) Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh Negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan Negara sendiri; jadi tidak diartikan sebagai Pemerintah yang hanya menjalankan tugas eksekutif saja, melainkan juga meliputi tugas-tugas lainnya temasuk legislatif dan yudikatif. Pemerintahan adalah lembaga atau badan public yang mempunyai fungsi dan tujuan Negara, sedangkan pemerintahan adalah lembaga atau badan-badan publik dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan Negara (Ermaya Suradinata) Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia. Sebagai contoh: Republik, Monarki / Kerajaan, Persemakmuran (Commonwealth). Dari bentuk-bentuk utama tersebut, terdapat beragam cabang, seperti: Monarki Konstitusional, Demokrasi, dan Monarki Absolut / Mutlak. Kalau kita membicarakan suatu manajemen pemerintahan maka kita akan membicarakan sebuah Negara, negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di mana terdapat pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara minimal terdapat unsur-unsur negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat serta pengakuan dari negara lain. Dalam suatu Negara harus ada yang namanya suatu organisasi, karena organisasi organisasi adalah berkumpulnya sekelompok orang yang mempunyai kegiatan dan arah tujuan sama demi tercapainya tujuan organisasi tersebut. Jadi dalam hal ini baik organisasi formal maupun informal pengertiannya sama saja, cuma ada perbedaan dari segi hukumnya saja. Pada saat kegiatan administrasi telah maju, maka pelaksanaan administrasi dilaksanakan oleh orang-orang yang bekerjasama dalam melaskanakan tugas untuk mencapai tujuan bersama, dan untuk itulah diperlukan organisasi dan manajemen. Organisasi dapat diartikan dalam dua macam, yaitu: 1. Dalam arti statis, yaitu organisasi sebagai wadah tempat dimana kegiatan kerjasama dijalankan; Dalam arti dinamis, yaitu organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi antara orang-orang yang bekerjasama, baik formal maupun informal. Organisasi a) Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. b) Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. c) Ciri-ciri organisasi ialah: 1) terdiri daripada dua orang atau lebih, 2) ada kerjasama, 3) ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain, 4) ada tujuan yang ingin dicapai. d) James D. Mooney Organisasi adalah sebagai bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan bersama (Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose). e) John D. Millet Organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama (Organization is the structural framework within which the work of many individuals is carried on for the realization of common purpose). f) Herbert. A. Simon Organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan-hubungan lain di dalam suatu kelompok orang-orang (Organization is the complex pattern of communication and other relations in a group of human being). g) Chester L. Barnard Organisasi adalah sebagai sebuah sistem tentang aktivitas kerjasama dua orang atau lebih dari sesuatu yang tidak berwujud dan tidak pandang bulu, yang sebagian besar tentang persoalan silaturahmi (Organization is a system of cooperative activities of two or more person something intangible and impersonal. Largely a matter of relationship). h) Dwight Waldo Organisasi adalah sebagai suatu struktur dari kewenangan-kewenangan dan kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan antara orang-orang pada suatu sistem administrasi (Organization is the structure of authoritative and habitual personal interrelations in an administrative system). i) Luther Gulick Organisasi adalah sebagai suatu alat saling hubungan satuan-satuan kerja yang memberikan mereka kepada orang-orang yang ditempatkan dalam struktur kewenangan; dus dengan demikian pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh perintah para atasan kepada para bawahan yang menjangkau dari puncak sampai ke dasar dari seluruh badan usaha ( Organization is the means of interrelating the subdivisions of work by allotting them to men who are placed in a structure of authority, so that the work may be coordinated by orders of superiors to sub ordinates, reaching from the top to the bottom of the entire enterprise). Organisasi sebagai suatu kelompok orang yang bersatu dalam tugas-tugas, terikat pada lingkungan tertentu, menggunakan alat teknologi dan patuh pada peraturan (Malinowski). Organisasi timbul bilamana orang-orang yang bergabung di dalam suatu usaha mencapai tujuan bersama (James D. Mooney). Organisasi ada bila orang-orang berhubungan satu dengan yang lain, mau bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama (Chester I. Barnard).